Pages

Senin, 13 Februari 2012

new friend

well today i feel so exhausted since i join with my friends in EECC -english club , to accompany our exchange friends from Germany and Taiwan. We went to Banaran Coffee , me, my college Rani and Nadia , and also Nadine my new friend from Germany and Ho en  my new friend from Taiwan. We went there by Taruna Bus, it took 30 minutes to get there. in there we enjoyed good view of plantation of rubber, coffee, and also cocoa. and we took some pictures there  .
it was enjoyable and fun to have friends from germany and taiwan ,Their english are very good, i felt so awful when i want to tell something to them but i couldn't say it fluently in english , and when i spoke with rani and nadia in bahasa so they couldn't understand. =(( sorry..
Nadine and Hoo en are very friendly , pretty , and also open minded . i thank to them for their stories from their country and hope they enjoy their visit in Indonesia. God bless =)

Rabu, 01 Februari 2012

Bank Infrastruktur

Bagi saya ini adalah sesuatu yang baru saya dengar, tentang wacana diadakannya Bank Infrastruktur. Sangat mendadak dan terkesan buru–buru. Di sisi lain  memang sudah banyak negara maju yang memiliki Bank Infrastruktur.

Kebijakan ini berawal dari pemberitaan media Inggris Daily Mail yang mengekspose kondisi jembatan yang menjadi penghubung desa di daerah Lebak Banten menggambarkan perjuangan pelajar Indonesia yang untuk berangkat sekolah harus melewati jembatan rusak dimana mereka harus bergantungan di jembatan rusak."seperti aksi di salah satu adegan di film Indiana Jones and The Temple of Doom," tulis Daily Mail.

Hal ini memang menjadi pukulan bagi Indonesia, dimana borok-borok yang selama ini ditutupi kemudian ditelanjangi di kancah internasional,  sungguh memalukan. Bukan karena fakta tersebut, karena perlu disadari bahwa perkembangan infrastruktur di negara ini memang belum merata, jangankan infrastrukturnya bahkan kesejahterahan , dan perhatian dari pemerintah sangat  minim untuk daerah-daerah terpencil atau yang jauh dari ibukota. Mengapa saya katakan ibukota? karena untuk satu pulau saja masih banyak katidakmerataan itu terlihat.
Yang perlu menjadi koreksi adalah kenapa baru diperhatikan ketika negara lain yang mengingatkan? Apakah perlu seperti itu.  Mengapa harus tetangga yang memberi tahu kebutuhan rumah tangga sendiri?inilah yang perlu menjadi catatan.
Namun demikian keberadaan Bank Infrastruktur nantinya perlu benar - benar ditinjau lebih jauh sebelum mengambil langkah lebih lanjut. Yaitu melihat kebutuhan negara ini. Jangan sampai ada badan yang menjadi mubazir karena adanya Bank Infrastruktur ini. Karena kita tahu peranan DPRD serta anggarannya yang tentu seharusnya sudah dianggarkan untuk pembangunan - pembangunan daerah .
Saat ini untuk membangun Bank Infrastruktur tentu akan mengeluarkan biaya yang besar, sementara DPR sedang "punya gawe" dengan  tidak mau kalah membangun gedungnya, serta kasus - kasus perbankan, pajak, dan wisma atlet yang melibatkan anggota pemerintah, semua  belum memberi akhir yang baik.
Marilah berkaca dan berbenah diri dulu, untuk membangun yang lebih besar hendaknya punya pengalaman untuk membangun yang kecil-kecil.